Cerita ini berlaku kira-kira 8 tahun yang lalu ketika aku dikampung kakekku yang berada di selatan Semenanjung. Ketika itu aku sedang menghabiskan liburan semesteran dan pulang ke kampung kakekku setelah musim durian.
Sam adalah anak saudara tetangga kakekku. Umur Sam pada waktu itu kalau tak salah sekitar 23 tahun dan masih menganggur. Selama aku pulang berlibur aku sering melihat Abang Sam berada disekitar rumah kakekku. Biasanya dia menolong kakekku memotong semak-semak ataupun memungut dan mengangkut durian yang ada di dusun kakek.
Sesekali Abang Sam memperhatikanku dari jauh atau menegurku bila kami bertemu. Orangnya tampan tinggi dan berbadan tegap. Kadang-kadang aku merasa seperti ‘jatuh cinta’ dengan Abang Sam ini maklum orangnya rupawan. Aku rasa semacam ada ‘crush’ (kata orang putih) pada Abang Sam ini. Begitu juga dengan Abang Sam.
Suatu hari, seperti biasa aku pergi kekebun durian kakek di pagi hari untuk mencari durian yang jatuh dari pohonnya dan meletakkannya didalam pondok durian. Kebetulan saat itu aku sendirian saja sebab kakek terpaksa pergi kepasar karena ada urusan lain dan disaat bersamaam Abang Sam pun berada dikebun pamannya yang tidak jauh dari kebun kakek
Kebetulan pula pamannya juga tidak ada ketika itu, sementara aku sedang asik beristirahat sambil duduk di dalam pondok tiba- tiba saja Abang Sam muncul di depan pintu. Aku yang sedang berbaring diatas lantai pondok ketika itu terkejut lalu cepat-cepat bangun sambil membetulkan pakaianku.
Abang Sam tersenyum saja dan menyapa aku “hai, capek sekali ya?”
Aku pun menjawab “iya Bang, abang juga mau istirahat ”
Abang Sam terus saja memandangi tubuhku sambil matanya memerhatikan buah dada ku.
Aku punbertanya “kenapa bang ?” Malu juga aku dipandangi begitu oleh Abang Sam.
Perasaan takut dan berdebar-debar itu bermain dihati ku.
“ohh… tak ada apa-apa” kata Abang Sam seolah-olah terasa malu. Tiba-tiba tangan Abang Sam meraba kaki kiri ku sambil mengusap lembut dan aku pun menarik kaki ku sebab merasa geli sambil tersenyum malu
“bang Sam…?” sapa ku. Aku dapat rasakan nafas Abang Sam ketika itu bagaikan kencang hebat.
“maafkan Abang, lin” katanya sambil memegang tangan ku lagi. Aku cuma menundukkan muka
“Mari kita pulang Bang” sambil melepaskan pegangan tanganku dari Abang Sam.
“Tunggu dulu lin… ada yang mau Abang omongkan” katanya. Sebenarnya hatiku ingin sekali berdampingan dengan Abang Sam saat ini.
“Bicara apa Bang?” tanya ku. Abang Sam pun memegang tanganku lagi dan mendekatkan muka nya kearahku lalu mencium bibirku. Aku bagai terbuai dalam dan mimpi membiarkan saja Abang Sam menciumku.
Tangan Abang Sam mulai merayap-rayap kearah dadaku. Nafasku mulai kencang karena inilah pertama kalinya aku dicium oleh lelaki. Lidah Abang Sam bermain-main dengan lidahku sambil tangannya merayap-rayap dibelakang tubuhku mencari pengait bra yang kukenakan.
Dadaku mulai berdebar-debar dan Abang Sam mulai menjilati pipi dan leherku sambil sesekali dihisap dan digigitnya leherku dengan lembut. Aku menahan geli dengan tersenyum dan mengeliat bersamaan. Senang sekali aku diperlakukan Abang Sam seperti itu. Sesekali aku mendesah “oohhhhh”.
Abang Sam terus saja menjilati leherku hingga sampai kedadaku. Saat pengait braku sudah terlepas Abang Sam membaringkanku dilantai dan terus menjilat putingku yang sudah mengeras serta berwarna merah jambu. Aku seperti melayang diawang-awang diperlakukan seperti itu. Nafsu ku kian memuncak saat Abang Sam terus menjilatiku hingga sampai kepusat ku.
Tangan ku memegang tangan Abang Sam erat-erat sambil nafasku berhembus dengan kencang. Abang Sam menarik celana panjangku kebawah sambil mengecup bibirku lagi. Akupun mendesah “aahh”.
Tiba-tiba tangan Abang Sam menarik celana dalam ku pula. Pada mulanya aku coba menghalangi sambil memegangi tangan Abang Sam namun Abang Sam terus mencium bibirku sementara tangan satunya meremas-remas buah dadaku, hal ini menjadikanku pasrah.
Tanpa kusadari tahu-tahu Abang Sam sudah melepaskan celana dalam ku lalu tangannya turun kebawah memegang memekku yang sudah membengkak dan basah itu. Belum sempat aku menghalangi tangan Abang Sam sudah mengusap-usap memekku yang menimbulkan nikmat tiada terkira sambil jarinya bermain disekitar memekku, akupun menjerit “oohhhhh Abang Sam”.
Abang Sam mencium bibirku dengan penuh nafsu sambil berkata “Sayang… abang ingin menjilatmu!” Tangan Abang Sam terus membuka kedua-dua kaki ku lalu diletakkan deatas bahunya . Abang Sam menjilati memekku yang basah itu sambil sesekali lidahnya menyentil biji kelentitku.
Aku bagai terbang keawan karena nikmatnya memekku yang dijilati untuk pertama kalinya dalam hidupku. Setiap kali Abang Sam menyentil biji kelentitku setiap kali itu pula aku menjerit keenakan. Lantai pondok ku rasakan basah kuyup oleh air yang meleleh keluar dari memekku. Abang Sam tidak henti-hentinya menjilati kelentitku sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam memekku yang indah ini.
“Sayang, enak ga?” tanya Abang Sam sambil lidahnya bermain disekitar memekku.
Aku hanya mampu mendesah “ohhhhh”.
Tiba-tiba Abang Sam dan membuka baju dan celana jeansnya. Sambil menutup pintu pondok Abang Sam berbaring diatas ku. Aku dapat merasakan batang Abang Sam yang mengeras bagai batu itu menempel diperutku sambil kami berkuluman lidah.
Tangan Abang Sam meremas puting dadaku sambil sesekali turun ke memekku dan menyentil biji kelentit dan aku akan menjerit keenakan. Tanpa aku sadari aku mendesah “Abang… lin sudah tak tahan ni” aku merasa hampir mencapai klimaks ketika itu. Abang Sam lalu mengangkangkan kakiku lebih lebar lagi dan mengarahkankan senjatanya kearah lubang pantatku.
Sambil memegangi batang nya yang keras bagai batu itu kebibir memekku lalu Abang Sam menggesek-gesekkannya kememekku. Aku sudah tak dapat menahan nafsuku lagi sambil menarik Abang Sam merapat ketubuhku, Abang Sam menekankan batangnya coba masuk kedalam memekku yang masih perawan saat itu.
Pada mulanya memang terasa sakit namun nafsu sex yang sedang memuncak mengatasi segala rasa sakit waktu itu. Sedikit demi sedikit Abang Sam memasukkan batangnya walaupun aku sesekali menjerit kesakitan namun aku tahan karena nafsuku yang sedang membara.
Akhirnya seluruh batang kontol Abang Sam masuk juga kedalam memekku yang rapat saat itu.
Abang Sam menarik dan mendorong batangnya keluar masuk kedalam memekku dengan pelan sementara nafas kami saling memburu.
Dengan liar Abang Sam mengecup bibirku sambil tangannya meremas-remas buah dada ku. Batang Abang Sam yang panjang terasa amat keras sekali dan nikmatnya batang tersebut memasuki memekku membuatku merasakan nikmat yang tiada terkira.
Sesekali Abang Sam bertanya“nikmat ga sayang?”
“sedapnya Bangggg” balasku sambil pinggulku mengayun mengimbangi batang kontol Abang Sam yang sedang keluar masuk di memekku. Makin lama makin cepat ayunan Abang Sam begitu juga dengan ayunan pinggulku sesekali dia menekan hingga kedalam sekali seperti hendak mencapai klimak.
Memekku makin basah hingga seluruh tubuhku basah kuyup oleh air memekku. Abang Sam terus mengayun dengan cepat sambil berkata “sayanggg!! abang mau keluar ini!” Disaat bersamaan akupun mencapai klimaks
“Abanggggg…… oooohh nikmatnya bangggg!” Abang Sam mengeluarkan maninya didalam memekku. Setelah selesai melakukan itu kamipun memakai pakaian masing-masing,sebenarnya aku rasa penyesalan namun aku merasa puas juga.
Peristiwa itu tak akan kulupakan sepanjang hidupku untungnya aku tidak hamil. Kali kedua kami melakukannya lagi sebulan berikutnya. Sejak itu Abang Sam selalu memakai kondom supaya aku tidak hamil. Kali terakhir kami melakukannya adalah sehari sebelum masa libur semesteranku habis.
Read more ...
Sam adalah anak saudara tetangga kakekku. Umur Sam pada waktu itu kalau tak salah sekitar 23 tahun dan masih menganggur. Selama aku pulang berlibur aku sering melihat Abang Sam berada disekitar rumah kakekku. Biasanya dia menolong kakekku memotong semak-semak ataupun memungut dan mengangkut durian yang ada di dusun kakek.
Sesekali Abang Sam memperhatikanku dari jauh atau menegurku bila kami bertemu. Orangnya tampan tinggi dan berbadan tegap. Kadang-kadang aku merasa seperti ‘jatuh cinta’ dengan Abang Sam ini maklum orangnya rupawan. Aku rasa semacam ada ‘crush’ (kata orang putih) pada Abang Sam ini. Begitu juga dengan Abang Sam.
Suatu hari, seperti biasa aku pergi kekebun durian kakek di pagi hari untuk mencari durian yang jatuh dari pohonnya dan meletakkannya didalam pondok durian. Kebetulan saat itu aku sendirian saja sebab kakek terpaksa pergi kepasar karena ada urusan lain dan disaat bersamaam Abang Sam pun berada dikebun pamannya yang tidak jauh dari kebun kakek
Kebetulan pula pamannya juga tidak ada ketika itu, sementara aku sedang asik beristirahat sambil duduk di dalam pondok tiba- tiba saja Abang Sam muncul di depan pintu. Aku yang sedang berbaring diatas lantai pondok ketika itu terkejut lalu cepat-cepat bangun sambil membetulkan pakaianku.
Abang Sam tersenyum saja dan menyapa aku “hai, capek sekali ya?”
Aku pun menjawab “iya Bang, abang juga mau istirahat ”
Abang Sam terus saja memandangi tubuhku sambil matanya memerhatikan buah dada ku.
Aku punbertanya “kenapa bang ?” Malu juga aku dipandangi begitu oleh Abang Sam.
Perasaan takut dan berdebar-debar itu bermain dihati ku.
“ohh… tak ada apa-apa” kata Abang Sam seolah-olah terasa malu. Tiba-tiba tangan Abang Sam meraba kaki kiri ku sambil mengusap lembut dan aku pun menarik kaki ku sebab merasa geli sambil tersenyum malu
“bang Sam…?” sapa ku. Aku dapat rasakan nafas Abang Sam ketika itu bagaikan kencang hebat.
“maafkan Abang, lin” katanya sambil memegang tangan ku lagi. Aku cuma menundukkan muka
“Mari kita pulang Bang” sambil melepaskan pegangan tanganku dari Abang Sam.
“Tunggu dulu lin… ada yang mau Abang omongkan” katanya. Sebenarnya hatiku ingin sekali berdampingan dengan Abang Sam saat ini.
“Bicara apa Bang?” tanya ku. Abang Sam pun memegang tanganku lagi dan mendekatkan muka nya kearahku lalu mencium bibirku. Aku bagai terbuai dalam dan mimpi membiarkan saja Abang Sam menciumku.
Tangan Abang Sam mulai merayap-rayap kearah dadaku. Nafasku mulai kencang karena inilah pertama kalinya aku dicium oleh lelaki. Lidah Abang Sam bermain-main dengan lidahku sambil tangannya merayap-rayap dibelakang tubuhku mencari pengait bra yang kukenakan.
Dadaku mulai berdebar-debar dan Abang Sam mulai menjilati pipi dan leherku sambil sesekali dihisap dan digigitnya leherku dengan lembut. Aku menahan geli dengan tersenyum dan mengeliat bersamaan. Senang sekali aku diperlakukan Abang Sam seperti itu. Sesekali aku mendesah “oohhhhh”.
Abang Sam terus saja menjilati leherku hingga sampai kedadaku. Saat pengait braku sudah terlepas Abang Sam membaringkanku dilantai dan terus menjilat putingku yang sudah mengeras serta berwarna merah jambu. Aku seperti melayang diawang-awang diperlakukan seperti itu. Nafsu ku kian memuncak saat Abang Sam terus menjilatiku hingga sampai kepusat ku.
Tangan ku memegang tangan Abang Sam erat-erat sambil nafasku berhembus dengan kencang. Abang Sam menarik celana panjangku kebawah sambil mengecup bibirku lagi. Akupun mendesah “aahh”.
Tiba-tiba tangan Abang Sam menarik celana dalam ku pula. Pada mulanya aku coba menghalangi sambil memegangi tangan Abang Sam namun Abang Sam terus mencium bibirku sementara tangan satunya meremas-remas buah dadaku, hal ini menjadikanku pasrah.
Tanpa kusadari tahu-tahu Abang Sam sudah melepaskan celana dalam ku lalu tangannya turun kebawah memegang memekku yang sudah membengkak dan basah itu. Belum sempat aku menghalangi tangan Abang Sam sudah mengusap-usap memekku yang menimbulkan nikmat tiada terkira sambil jarinya bermain disekitar memekku, akupun menjerit “oohhhhh Abang Sam”.
Abang Sam mencium bibirku dengan penuh nafsu sambil berkata “Sayang… abang ingin menjilatmu!” Tangan Abang Sam terus membuka kedua-dua kaki ku lalu diletakkan deatas bahunya . Abang Sam menjilati memekku yang basah itu sambil sesekali lidahnya menyentil biji kelentitku.
Aku bagai terbang keawan karena nikmatnya memekku yang dijilati untuk pertama kalinya dalam hidupku. Setiap kali Abang Sam menyentil biji kelentitku setiap kali itu pula aku menjerit keenakan. Lantai pondok ku rasakan basah kuyup oleh air yang meleleh keluar dari memekku. Abang Sam tidak henti-hentinya menjilati kelentitku sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam memekku yang indah ini.
“Sayang, enak ga?” tanya Abang Sam sambil lidahnya bermain disekitar memekku.
Aku hanya mampu mendesah “ohhhhh”.
Tiba-tiba Abang Sam dan membuka baju dan celana jeansnya. Sambil menutup pintu pondok Abang Sam berbaring diatas ku. Aku dapat merasakan batang Abang Sam yang mengeras bagai batu itu menempel diperutku sambil kami berkuluman lidah.
Tangan Abang Sam meremas puting dadaku sambil sesekali turun ke memekku dan menyentil biji kelentit dan aku akan menjerit keenakan. Tanpa aku sadari aku mendesah “Abang… lin sudah tak tahan ni” aku merasa hampir mencapai klimaks ketika itu. Abang Sam lalu mengangkangkan kakiku lebih lebar lagi dan mengarahkankan senjatanya kearah lubang pantatku.
Sambil memegangi batang nya yang keras bagai batu itu kebibir memekku lalu Abang Sam menggesek-gesekkannya kememekku. Aku sudah tak dapat menahan nafsuku lagi sambil menarik Abang Sam merapat ketubuhku, Abang Sam menekankan batangnya coba masuk kedalam memekku yang masih perawan saat itu.
Pada mulanya memang terasa sakit namun nafsu sex yang sedang memuncak mengatasi segala rasa sakit waktu itu. Sedikit demi sedikit Abang Sam memasukkan batangnya walaupun aku sesekali menjerit kesakitan namun aku tahan karena nafsuku yang sedang membara.
Akhirnya seluruh batang kontol Abang Sam masuk juga kedalam memekku yang rapat saat itu.
Abang Sam menarik dan mendorong batangnya keluar masuk kedalam memekku dengan pelan sementara nafas kami saling memburu.
Dengan liar Abang Sam mengecup bibirku sambil tangannya meremas-remas buah dada ku. Batang Abang Sam yang panjang terasa amat keras sekali dan nikmatnya batang tersebut memasuki memekku membuatku merasakan nikmat yang tiada terkira.
Sesekali Abang Sam bertanya“nikmat ga sayang?”
“sedapnya Bangggg” balasku sambil pinggulku mengayun mengimbangi batang kontol Abang Sam yang sedang keluar masuk di memekku. Makin lama makin cepat ayunan Abang Sam begitu juga dengan ayunan pinggulku sesekali dia menekan hingga kedalam sekali seperti hendak mencapai klimak.
Memekku makin basah hingga seluruh tubuhku basah kuyup oleh air memekku. Abang Sam terus mengayun dengan cepat sambil berkata “sayanggg!! abang mau keluar ini!” Disaat bersamaan akupun mencapai klimaks
“Abanggggg…… oooohh nikmatnya bangggg!” Abang Sam mengeluarkan maninya didalam memekku. Setelah selesai melakukan itu kamipun memakai pakaian masing-masing,sebenarnya aku rasa penyesalan namun aku merasa puas juga.
Peristiwa itu tak akan kulupakan sepanjang hidupku untungnya aku tidak hamil. Kali kedua kami melakukannya lagi sebulan berikutnya. Sejak itu Abang Sam selalu memakai kondom supaya aku tidak hamil. Kali terakhir kami melakukannya adalah sehari sebelum masa libur semesteranku habis.